Jumat, 25 Oktober 2013

manajemen 6


A. Actuating
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
(1) Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
(2) Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
(3) Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak,
(4) Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
(5) Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmoni

B. Fungsi dan Peranan Actuating (Penggerakan)

1. Melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication) (Nawawi, 2000:95). Dijelaskan pula bahwa pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan, memelihara, menjaga/mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi (Nawawi, 2000 : 95) 

2. Penggerakan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. 


DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. H. (2001), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogjakarta.

Hasibuan. M. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara Jakarta, Jakarta.

Husein Umar, 2000, Business: An Introduction, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 

Robbins. (2006). Organizational Behaviour. Tenth Edition. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Suyanto, M. (2007) Strategic Management Global Most Admired Companies. Yogyakarta: Andi Offset






manajemen 5


A. Struktur Fungsional dan Struktur Divisional
Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales department, Customer Service Department, Engineering atau departemen produksi, departemen Akunting dan Administratif .


•    Kelebihan struktur Fungsional: Paling sesuai untuk lingkungan yang stabil; Dapat mencapai skala ekonomis pada masing-masing bagian; Merangsang berkembangnya keterampilan yang bersifat  fungsional; Sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai sedang; Baik bagi organisasi yang menghasilkan satu atau sejumlah kecil jenis produk.


•   Kekurangan Struktur Fungsional: Keputusan lambat; sulit untuk menentukan mana yang harus bertanggungjawab; Sulit untuk menilai prestasi kerja; Mendorong spesialisasi yang sempit; Mengandung potensi yang kuat untuk terjadinya konflik antar fungsi.

B. Struktur Divisional
Jenis struktur organisasi ini yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam organisasi. Struktur-struktur ini dibagi ke dalam:
1. Struktur  produk, struktur sebuah produk berdasarkan pada pengelolaan karyawan dan kerja yang berdasarkan jenis produk yang berbeda. Jika perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda, mereka akan memiliki tiga divisi yang berbeda untuk produk tersebut .
2. Struktur pasar, struktur pasar digunakan untuk mengelompokkan karyawan berdasarkan pasar tertentu yang dituju oleh perusahaan. Sebuah perusahaan bisa memiliki 3 pangsa pasar yang digunakan dan berdasarkan struktur ini, maka akan membedakan divisi dalam struktur.
3. Struktur geografis, organisasi besar memiliki kantor di tempat yang berbeda, misalnya ada zona utara, zona selatan, barat, dan timur. Struktur organisasi mengikuti struktur zona wilayah.
•    Kelebihan struktur Divisional: Paling sesuai untuk lingkungan yang tidak stabil dengan perubahan cepat; Penanggung jawab produk jelas; koordinasi antar fungsi baik; mudah beradaptasi dengan tuntutan luar; sesuai untuk organisasi berukuran besar; baik bagi organisasi yang menghasilkan banyak jenis produk.
 •   Kekurangan struktur Divisional: Menggunakan sumberdaya kurang efisien; supervisi lebih sulit dilakukan; mengutamakan tujuan divisi daripada tujuan keseluruhan; memicu persaingan yang tidak sehat untuk memperebutkan sumberdaya perusahaan; ada potensi kebijakan yang tidak konsisten antaradivisi; Peningkatan biaya karena duplikasi fungsi; Sulit untuk memelihara citra perusahaan secara keseluruhan.


DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. H. (2001), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogjakarta.

Hasibuan. M. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara Jakarta, Jakarta.

Husein Umar, 2000, Business: An Introduction, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 

Robbins. (2006). Organizational Behaviour. Tenth Edition. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Indeks 
Kelompok Gramedia, Jakarta.

Suyanto, M. (2007) Strategic Management Global Most Admired Companies. Yogyakarta: Andi Offset



manajemen 4


A. Definisi Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Dalam hal ini banyak sekali pengertian organisasi menurut pendapat- pendapat para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Stoner pengertian Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. 
b. Menurut James D. Mooney Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
c. Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

B. Pengertian Struktur Organisasi
Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.  Pengertian yang jelas tentang struktur organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2006).
2. Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah (Handoko, 2003).
3. Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson dkk, 2002).
4. Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).

C. Organisasi Formal
Organisasi formal merupakan system tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Struktur formal ini dibuat untuk mencakup pekerjaan yang harus dilakukan dan memberikan kerangka bagu perilaku dalam mengerjakannya. Beberap faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur organisasi formal adalah wewenang, tanggung jawab, pertanggungjawaban, delegasi, koordinasi

D. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah jaringan hubungan peribadi dan social pada umumnya tidak dilakukan atas dasar aturan formal. Organisasi informal selalu ada dalam setiap organisasi, keberadaannya tidak direncanakan, terjadi atas dasar keakraban dan hubungan-hubungan baik yang menyangkut pekerjaan ataupun tidak.
Organisasi informal hampir selalu terjadi dalam semua perusahaan karena adanya interaksi manusia. Organisasi informal pada dasarnya dapat melayani empat fungsi utama yakni memelihara dan memperkuat kesamaan norma diantara anggota, memberi atau menyediakan kepuasan sosial, status, dan rasa aman bagi anggota, membantu para anggotanya untuk berkomunikasi, dan membantu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. H. (2001), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogjakarta.
Hasibuan. M. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara Jakarta, Jakarta.
Husein Umar, 2000, Business: An Introduction, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 
Robbins. (2006). Organizational Behaviour. Tenth Edition. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Kamis, 17 Oktober 2013

manajemen 3


A.    MANFAAT PERENCANAAN
Beberapa manfaat perencanaan adalah Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan,  Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas, Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat,  Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi,  Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipaham, Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, Menghemat waktu, usaha, dan dana.

B.    JENIS-JENIS PERENCANAAN
Menurut Asnawir Ada tujuh jenis-jenis perencanaan, yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah:
Dari segi waktu perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1.     Perencanaan jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah rentang waktu sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat umum, dan belum terperinci.
2.     Perencanaan jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu antara lima sampai sepuluh tahun.
3.     Perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu tahun sampai lima tahun.

Perencanaan dari segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan local, yaitu perencanaan yang disusun dan ditetapkan oleh lembaga-lembaga yang ada di daerah-daerah dengan sifat yang terbatas.
2. Perencanaan regional adalah perencanaan yang ditetapkan di tingkat propinsi.
3.  Perencanaan nasional, adalah perencanaan di suatau Negara dan dijadikan dasar untuk perencanaan local dan regional.
4. Perencanaan internasional yaitu perencanaan oleh bebebrapa Negara yang melewati batas-batas suatu negara yang dilaksanakan melalui dari Negara-negara tersebut.

Perencanaan dari segi luas jangkauan terbagi menjadi dua yaitu:
1.     Perencanaan makro yaitu perencanaan yang bersifat universal, menyeluruh dan meluas.
2.   Perencanaan mikro adalah perencanaan yang ditetapkan dan di susun berdasarkan kondisi dan situasi tertentu.

Dari segi prioritas pembuatnya perencanaan dapat dibagi menjadi tiga:
1.     Perencanaan sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah pusat pada suatu Negara.
2.     Perencanaan desentralisasi yaitu perencanaan yang di susun oleh masing-masing wilayah.
3.     Perencanaan dekonsentrasi yaitu perencanaan gabungan antara sentralisasi dengan desentralisasi.

Dari segi obyek perencanaan dibagi menjadi dua:
1.   Perencanaan rutin yaitu perencanaan yang di susun untuk jangka waktu tertentu yang dilakukan setiap tahun.
2.   Perencanaan eksendental, yaitu perencanaan yang di susun sesuai dengan kebutuhan yang mendesak pada saat tertentu.

Dari segi proses perencanaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
1.   Perencanaan filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum, hanya berupa konsep-konsep dari nilai yang bersifat ideal dan masih memerlukan penafsiran-penafsiran dalam bentuk program.
2.     Perencanaan programial adalah perencanaan berupa penjabaran dari perencanaan filosofikal.
3.     Perencanaan operasional yaitu perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan.

Ada juga yang membagi jenis perencanaan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.     Rencana strategik
Yang disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi. Sering juga disebut Perencanaan Jangkah Panjang (longe range planning) adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi tersebut harus pula disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan yang harus dilakukan, kapan harus dimulai, kapan harus selesai, dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah diformalkan, yang digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapinya.
2.     Rencana operasional
Yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan. Rencana Operasional terdiri atas bentuk, yaitu : (1) rencana sekali pakai (single use plan) yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen (standing plans), yakni pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

·     Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta
·     Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
·     Hasibuan, Malayu S. P. 1989. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: CV Haji Masagung
·     H. Siagian. 1977.  Manajemen Suatu Pengantar. Bandung: Alumni
·     Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta

Jumat, 11 Oktober 2013

manajemen 2


2.1 DEFINISI PERENCANAAN (Planning)

Menurut Gorge R. Terry, planning atau perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yakni harus  SMART. SMART yaitu terdiri dari:
* Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. 
* Measurable artinya program kerja organisasi atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. 
* Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat dilaksanakan. 
* Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
* Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
            
Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip dalam melakukan perencanaan penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya keuangan secara efesien dan se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar organisasi tidak melakukan pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumber-sumber daya keuangan yang bisa diperoleh dari luar organisasi.

2.2 Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :

1.      Analisis situasi & identifikasi masalah
Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan memperhatikan tujuan organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat menggunakan teknik analisis SWOT
2.      Menentukan skala prioritas
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan penentuan skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan untuk menjamin keberlangsungan organisasi
3.      Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga nantinya pelaksanaan program dapat diukur capaiannya.
4.      Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun anggaran)







DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. H. (2001), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE, Yogjakarta.

Hasibuan. M. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara Jakarta, Jakarta.

Husein Umar, 2000, Business : An Introduction, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 

Indriyani, Epi dan Eeng Ahmad. 2007. Ekonomi dan Akuntansi: Membina Kompetensi Ekonomi. Penerbit Grafindo Media Pratama, Bandung.