Rabu, 14 Desember 2011

MATERI 8


MANUSIA DAN TANGGUNGJAWAB

Tanggungjawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab merupakan kesadaran akan tingkah laku seseorang, baik ataupun buruk, yang disengaja ataupun tidak disengaja. Menanggung dan memberikan pembuktian atas segala ucapan atau janji yang telah dibuat.
Tanggungjawab bersifat kodrati, artinya setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab dan tanggungjawab sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Apabila seseorang tidak bertanggung jawab, maka akan ada orang lain yang memaksa tanggungjawab itu, dan ada sangsi di dalamnya.
Tanggungjawab dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuatnya, ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun cara masyarakat.
Tanggungjawab adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu ciri manusia yang beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau menigkatkan kesadaran bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Macam-macam Tanggungjawab:
1. Tanggungjawab terhadap diri sendiri
2. Tanggungjawab terhadap keluarga
3. Tanggungjawab terhadap masnyarakat
4. Tanggungjawab terhadap bangsa/negara
5. Tanggungjawab terhadap Tuhan

Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan merupakan perbuatan baik demi kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu yang dilakukan dengan ikhlas.
Pengorbanan berarti kebaikan untuk menyatakan kebaktian, dengan kata lain pengorbanan adalah sifat kebaktian yang mengandung keikhlasan atau tanpa pamrih. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan lebih banyak menunjukan pada pemberian sesuatu, sedangkan pengabdian lebih banyak menunjukkan pada perbuatan. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.


Daftar Pustaka
* Ellysa. Materi Ilmu Budaya Dasar



MATERI 7


 MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Pengertian Pandangan Hidup
Setiap manusia pasti memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Pandangan hidup bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Tiga macam asal pandangan hidup yaitu :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan  dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu negara
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut dengan ideologi. Pandangan hidup memiliki unsur-unsur yaitu :
* Cita-cita
Keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada di dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
 * Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan, pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, dan merupakan makhluk yang bermoral
*Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan dan kepercayaan seseorang menjadi dasar pandangan hidup yang berasal dari akal atau kekuasaan. Menurut Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu :
1. Aliran naturalisme : Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu berasal dari nature dan itu dari Tuhan. Pada yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan, mungkin juga tidak ada
2. Aliran intelektualisme : berdasar pada logika/akal. Manusia mengutamakan akalnya, mana yang benar menurut akalnya, itulah yang baik, walaupun terkadang bertentangan dengan kekuatan hati nurani
3. Aliran gabungan : dasar dari aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar atau tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani)

Brainstorming Mempengaruhi Cara Pandang Hidup Sesorang
Brainstorming adalah proses dimana kelompok sebanyak mungkin, sebisa mungkin, dan secepat mungkin menghasilkan ide-ide, mengemukakan apa adanya ide yang muncul dalam pikiran, dan tidak perlu menilai benar atau salahnya (Osborn, 1957, dalam sarwono Dkk, 2009)

Daftar Pustaka
* Ellysa. Materi Ilmu Budaya Dasar
* Sarwono, Sarlito & Eko Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Selasa, 13 Desember 2011

MATERI 6


MANUSIA DAN KEADILAN
           
Di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang sering berinteraksi dengan berbagai macam orang, terkadang kita sering merasa diperlakukan secara tidak adil, atau bahkan, kita sendiri yang memperlakukan orang lain secara tidak adil.
Keadilan itu sendiri, menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan tersebut diartikan sebagai titik tengah, atau batas rata-rata antara titik ekstrem yang terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Titik ekstrem yang dimaksudkan menyangkut dua orang atau benda. Jika kedua orang tersebut memiliki kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka kedua orang tersebut harus memperoleh hasil yang sama, jika kedua orang tersebut mendapatkan bagian yang tidak sama, itulah yang disebut sebagai suatu ketidak adilan.
Plato juga memiliki pemahaman sendiri mengenai keadilan. keadilan menurut plato, diproyeksikan pada diri manusia, sehingga dikatakan adil adalah orang-orang yang dapat mengendalikan diri dan perasaannya oleh akal. Seorang filsuf bernama Socrates, justru memproyeksikan keadilan kepada pemerintahan dimana pemerintahan merupakan pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Menurutnya, keadilan akan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Agama Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, yang masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat-pendapat tersebut terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pandangan umum, keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya daan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Berbagai Macam Keadilan
1. Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (the man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
2. Keadilan distributive
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
3. Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan mengahncurkan pertalian dalam masyarakat.

Diskriminasi (Bentuk ketidakadilan)
Berikut merupakan beberapa contoh ketidakadilan atau diskriminasi :
* Seksisme
Pembedaan derajat antara pria dan wanita. Fiske (dalam Vaughan dan Hogg, 2005, dalam Sarwono Dkk, 2009) mengatakan bahwa wanita dilihat 'ramah, namun tidak kompeten', sedang pria dilihat sebagai 'mungkin tidak ramah, namun kompeten'
* Rasisme
Diskriminasi terhadap ras dan etnis
* Ageism
Dalam sebuah komunitas, lansia biasanya diperlakukan dengan penuh hormat. Masyarakat melihat bahwa kaum tua ini berpengalaman, bijak, dan memiliki intuisi tajam yang biasanya tidak dimiliki oleh kaum yang lebih muda.
* Diskriminasi terhadap homo seksual
* Diskriminasi berdasarkan keterbatasan fisik



Daftar Pustaka
* Ellysa. Materi Ilmu Budaya Dasar
* Sarwono, Sarlito & Eko Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

MATERI 5

 MANUSIA DAN PENDERITAAN

Menurut Pearson (1983, dalam Sarwono Dkk, 2009), manusia adalah makhluk sosial. Artinya, sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat menjalani hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain, mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi, serta berusaha mempertahankan interaksi tersebut.
Manusia sebagai makhluk sosial yang mengadakan berbagai macam interaksi dengan berbagai manusia, pastinya pernah mengalami suatu penderitaan yang menjadi beban di dalam hidupnya. Namun ada pula penderitaan yang dialami oleh manusia sejak mereka dilahirkan di dunia, seperti contoh seseorang yang dilahirkan ke dunia dalam keadaan cacat, ataupun kekurang sesuatu di dalam hidupnya, atau bahkan mungkin seorang anak yang hidup dan berkembang dewasa tanpa pernah bertemu dengan ibunya yang ketika itu meninggal karena melahirkannya.
Semua manusia pasti pernah mengalami penderitaan, namun sebagai seseorang yang memiliki kekuatan untuk bertahan, setiap manusia harus bisa berjuang melawan, menahan, ataupun menanggung segala kesulitan tersebut. Penderitaan juga memiliki sisi positifnya, yakni pada saat seseorang dapat melewati penderitaan yang mereka alami, maka pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan tersebut dapat menjadi tolak ukur agar manusia bisa lebih kuat dalam menghadapi rintangan selanjutnya, dan tentunya membuat seseorang tersebut bangkit.

Kekalutan Mental
Penderitaan batin pada manusia, di dalam ilmu psikologi sering disebut dengan kekalutan mental. Kekalutan mental meliputi gangguan-gangguan pada kejiwaan karena ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi dan menghadapi suatu permasalahan, sehingga yang bersangkutan dapat bertingkah laku secara kurang wajar. Beberapa gejala seseorang mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada jasmani yang sering mengalami pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, cenderung mudah marah
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kuran sempurna
2. terjadinya konflik sosial budaya
3. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang     berlebihan terhadap kehidupan sosial
Kekalutan mental juga memiliki sisi positif dan juga negatif. Sisi positifnya, yakni membuat seseorang jadi lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan menjadi lebih kuat untuk survive di dalam kehidupan. Sisi negatifnya, trauma yang dialami terlalu dipikirkan secara berlarut-larut, sehingga membuat orang tersebut mengalami frustasi. Beberapa bentuk frustasi :
1. agresi, merupakan tindakan melukai yang disengaja oleh seseorang/institusi terhadap orang/institusi lain yang sejatinya disengaja (Berkowitz, 1993, 2001, dalam Feldman 2008, dalam Sarwono Dkk, 2009)
2. regresi, adalah kembali pada pola perilaku yang  primitive atau kekanak-kanakan
3. fiksasi, peletakkan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
4. proyeksi, merupakan usaha melemparkan kepada orang lain bahwa seolah-olah orang lain yang mempunyai perasaan atau sikap negatif terhadap dirinya
5. narsisme, adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain

Daftar Pustaka
* Ellysa. Materi Ilmu Budaya Dasar
* Sarwono, Sarlito & Eko Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba