Selasa, 10 Januari 2012

TULISAN 5


Kasus Bunuh Diri Terkait dengan Aliran Humanisme dalam Psikologi

Bunuh diri, merupakan suatu pembicaraan yang sudah tidak asing lagi kita dengar sehari-hari.  Banyak sekali kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia. Beberapa contoh kasus bunuh diri di Indonesia dalam kurun waktu 2007 sampai 2009.

Kasus pertama terjadi pada tahun 2007 di Tulungagung, Jawa Tengah. Karena kecemburuan seorang suami bernama Moh Yon (28) kepada istrinya yang bernama Ita Nurohman (26), satu keluarga di desa Ngentrong, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, nekat bunuh diri bersama dengan cara minum racun tikus. Akibat hal tersebut, anak dari pasangan itu Bima Nurohman yang baru berusia 2 tahun meninggal dunia. Sedangkan pasangan suami istri itu sekarat. Lelaki yang memiliki pekerjaan buruh bangunan di Malang ini mengakui telah meminumkan racun pembunuh hewan pengerat itu kedalam mulut anaknya.

Kasus kedua terjadi pada tahun 2008 di Tanggerang. Seseorang bernama Fatinur (50), nekat bunuh diri dengan cara terjun ke Kali Angke akibat perasaan bersalah yang sangat mendalam akibat pernah menabrak seorang pengendara motor hingga pengendara tersebut tewas.

Kasus ketiga terjadi pada tahun 2009 di Bojonegoro. Nasib tragis dialami oleh Saelan (39), karena memikirkan kebutuhan hari raya untuk keluarganya. Ia merasa tidak kuat menghadapi kehidupannya sebagai orang miskin.

Terdapat beberapa aliran utama di dalam psikologi yang dapat mengkaji peristiwa bunuh diri tersebut yakni psikoanalisis, behavioristis, dan humanistis.

Psikoanalisis, yakni teori kepribadian dan metode psikoterapi yang awalnya dikembangkan oleh Sigmund Freud, yang memiliki penekanan pada motivasi di tataran ketidaksadaran dan energi instinctual.

Behavioristis, yakni pendekatan dalam ilmu psikologi yang memiliki penekanan pada perilaku yang dapat diamati dan peran dari lingkungan sebagai penentu perilaku.

Humanistis, menurut Carl Rogers menggaris besarkan pandangan sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33):
1.     Perilaku manusia berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan fenomenal (phenomenal field).
2.     Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri.
3.     Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri berupa penyempitan dan pengkakuan persepsi dan perilaku penyesuaian serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi.
4.     Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta rnemilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri (“Konsepsi psikologi, 2007). 
Dari ketiga kasus di atas, menurut saya yang paling berkaitan dengan kasus bunuh diri tersebut adalah aliran humanistis. Karena, sifat manusia yang selalu menginginkan peningkatan dalam kehidupannya, membuat perilaku dan juga persepsi seseorang dapat berubah-ubah.











Daftar Pustaka

Kariso (2007) . Konsepsi psikologi tentang manusia. From http://karisc.multiply.com/ journal/item/202/Konsepsi_Psikologi_tentang_Manusia, diakses 2 Januari 2010
Solichan Arif  (2007) . Satu Keluarga Bunuh Diri Minum Racun Tikus. http://news.okezone.com/read/2007/11/22/1/62969/satu-keluarga-bunuh-diri-minum-racun-tikus, diakses 2 januari 2010
Carolina (2008). Fatinur Bunuh Diri karena Merasa Bersalah Nabrak Mati Orang. http://news.okezone.com/read/2008/02/08/1/81892/1/fatinur-bunuh-diri-karena-merasa-bersalah-nabrak-mati-orang, diakses 2 januari 2010
Nanang Fahrudin (2009). Bunuh Diri karena Stres Mikir Dana untuk Lebaran. From  http://news.okezone.com/read/2009/09/10/1/256462/bunuh-diri-karena-stres-mikir-dana-untuk-lebaran, diakses 2 januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar